Selasa, 24 Juli 2012

Wedding Dress

Wedding Dress.


Author : Eunike Dewanggasani W.S

Tittle : Wedding Dress 

Cast :

- Lee Dong Hae

- Im Yoon Ah

- Other Cast

Genre : Romantic and Comedi


CHAPTER 1



Aku menyematkan pensil di telingaku. Lelah sekali rasanya setelah harus me-remake ulang wedding dress yang dipesan oleh pelanggnku. Bajunya terlalu kecil dan pelanggannya ingin agar ditambahkan aksen bunga lagi, sehingga aku harus mendesain ulang. Assistenku, Choi Sooyoung, membawakan minuman kesukaanku, yaitu Cappucino dingin yang biasanya bisa menghilangkan stressku.

“Kau tampak kelelahan sekali, Yoona-nim.” Katanya setelah meletakan gelas Cappucino ke meja kerjaku. Aku menatapnya sebal.

“Ya, Choi Sooyoung ! Sudah kubilang berapa kali ? Panggilah aku dengan sebutan Yoong ! Tanpa embel-embel ! Panggil saja Yoona-nim saat kita sedang rapat atau acara resmi ! Arraseo ?”

“Ne, arraseo. Kenapa aku harus memanggilmu ‘Yoong’ ?” tanyanya balik sambil menatapku bingung.

“Karena aku bahkan tidak bisa menganggapmu serius sebagai rekan kerja. Selamanya kau tetap sahabatku, Soo. We are bestfriend forever,” kataku sambil tersenyum. Sooyoung menatapku penuh haru.

“Eh, bagaimana dengan baju yang harus kau remake ? Haruskah kita merombak ulang bagian-bagian utamanya ?” tanya Sooyoung sambil melihat kertas di mejaku.

“Ani, Soo. Hanya saja kita harus menambahkan beberapa aksen dan memperbesar ukuran pinggang, dada, dan panggulnya saja. Kau bantu aku, ya ? Aku sepertinya butuh bantuan dalam merombak bagian rok’nya.” tanyaku penuh harap. Sooyoung mengangguk.

“Kita ubah sekarang saja. Jangan mau kalah dengan deadline,” kata Sooyoung. Aku yang mengerti ucapan Soo segera mengeluarkan wedding dress yang akan di rombak. Aku menaruhnya di sebuah manekin dan meletakkannya di tengah ruangan.

“Jadi, apa yang diinginkan pelanggan kita ?” tanya Soo sambil memakai kacamatanya.

“Pelanggan kita ingin sekali agar bagian roknya dibuat berkibar, tetapi ada aksen bunganya juga. Lengan dan pinggang juga harus diperbesar. Dia juga ingin agar bagian dada atasnya lebih terbuka lagi sedikit.” Kataku. Dengan cekatan, aku dan Sooyoung segera merombak bagian-bagian wedding dress itu. Setelah 6 jam, akhirnya wedding dress itu jadi.

“Wah, akhirnya selesai ! Gomawo, Soo, biasanya akan makan waktu 2 hari, lho ! Untung aku tidak sendirian !” kataku sambil memeluk Sooyoung. Sooyoung balas memelukku.

“Yoong, ini sudah jam 7 malam, aku pulang dulu, ya ! Pai-pai !” katanya sambil mengambil tas dengan kilat lalu langsung berlari keluar butik. Aku tersenyum memandang kepergian sahabatku itu.



**



Purple Ran. Itulah nama butik kecil di Seoul, yang dimiliki oleh seorang yeoja cantik bernama Im Yoona. Butik itu ia peroleh dari sang ayah, yang telah mewujudkan cita-citanya untuk menjadi desainer dan memiliki butik sendiri. Walaupun hanya dikelola oleh beberapa orang, tetapi butik ini telah terkenal di Seoul. Banyak orang yang datang untuk meminjam gaun pernikahan di butik ini. Pegawai disini hanyalah 3 orang, yaitu Seo Joohyun, Choi Sooyoung, dan Kim Taeyeon. Im Yoona hanya mempekerjakan orang-orang itu karena mereka adalah sahabat Yoona yang dapat dipercaya. Keempatnya selalu bekerja sama. Sampai suatu hari.....



8 a.m @Purple Ran



“OMO ! Benarkah itu, Seo ?” tanya Taeyeon dengan wajah terkejut. Seohyun hanya mengangguk bahagia. Yoona yang mendengar keributan itu hanya bisa terbengong sambil berjalan ke arah 3 sahabatnya yang sedang bersenda gurau di salah satu sudut butik.

“Ada apa, ada apa ?” tanya Yoona.

“Cho Kyuhyun, penyanyi terkenal itu, yang satu universitas dengan Seohyun akhirnya menembak Seohyun ! Wohoo~ cinta di musim semi......” pekik Taeyeon dan Sooyoung senang. Padahal yang di tembak Seohyun.

“Ah~ benarkah itu, Seo ?” tanya Yoona. Seohyun langsung memeluk Yoona.

“Ne, Yoong, aku bahagia sekali !” Seohyun berteriak histeris saking gembiranya. Yoona yang melihat sikap sahabatnya itu hanya tersenyum sambil menepuk pundak Seohyun.

“Waah~ Chukkae, Seo ! Ajaklah dia kesini ! Siapa tau dia suka dengan barang-barang produksi kita ! Ngomong-ngomong, kau menjawab apa ?” Yoona memberi semangat kepada Seohyun.

“Aku menjawab iya, Yoong !” dan sekarang aku resmi pacaran dengannya !” Seohyun kembali berteriak histeris. Yoona, Taeyeon, dan Sooyoung langsung memeluk Seohyun.

“Kita senang kalau kau juga senang, Seo !” ucap Taeyeon.

“One for all, and all for one!” mereka berteriak mengumandangkan janji sahabat mereka. Tiba-tiba dari arah pintu butik, masuklah beberapa orang yang datang untuk meminjam baju pernikahan.

“Eits, sudah, sudah. Kita lanjutkan nanti saja, ya. Ayo, layani pelanggannya !” kata Yoona memberi komando kepada sahabat-sahabatnya.

“Ne, Yoong !” jawab mereka bertiga serempak. Yoona segera kembali ke ruang kerjanya, melanjutkan sketsa baru yang akan dibuatnya. Selangkah lagi ia akan memasuki kantornya ketika terdengar bunyi ‘TLING !’ dari arah pintu butik. Munculah sesosok Artis terkenal, Lee Donghae, datang dengan baju kasualnya.

“OMO ! Donghae-ssi ?!” pekik Yoona kaget. Yang merasa diomongkan segera menoleh ke arah Yoona.

“Hey. Lama tidak bertemu.” Kata Donghae dingin sambil melepas kacamata hitamnya yang sedari tadi dikenakannya. Yoona meletakkan kembali pensil yang baru saja dipegangnya.

“Mau apa kau kesini ? Bukankah kau berjanji tidak akan pernah mau melihatku ?” tanya Yoona sinis. Donghae hanya menoleh ke arah lain, berusaha melihat-lihat koleksi baju-baju pengantin, gaun, dress, rok, sampai blouse yang ada di butik YoonA.

“Kenapa kau menganggap perkataanku itu sangat serius ?” tanya Donghae kembali. Yoona hanya tersenyum pahit.

“Sudahlah, jangan diungkit lagi. Mau apa kau kesini ?” tanya Yoona mengalihkan topik pembicaraan. Donghae mengekeh pelan.

“Heh, kebiasaanmu belum berubah, ternyata. Suka mngalihkan topik pembicaraan. Kau belum jauh berbeda dengan dirimu sewaktu SMA dulu.” Kata Donghae dingin. Yoona yang merasa tersinggung segera memberi Donghae deathglarenya.

“Aku hanya ingin melihatmu dan butikmu saja. Tak kusangka, gadis tomboy dan sradak-sruduk kaya kamu bisa juga sukses di bidang fashion. Chukkae. Annyeong,” lalu Donghaepun segera keluar dari butik dan pergi dengan BMW hitamnya.

“Freak,” desah Yoona sambil memandang kepergian mobil sang artis terkenal, Donghae. TaeYeon yang sudah selesai melayani pelanggan segera berlari kecil menghampiri Yoona.

“Yoong, tadi itu benar-benar Donghae, penyanyi dan aktor film itu, kan ??” tanya Taeyeon dengan mata berbinar-binar.

“Iya. Dia itu Lee Donghae yang kejam, semena-mena, aneh, gila, dan namja paling menyebalkan yang pernah aku temui di bumi ini !!!!” jerit Yoona. Membuat seluruh pengunjung yang ada disitu menoleh ke arahnya.

“Ooups,” YoonA menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Taeyeon memukul pelan lengan Yoona.

“Kenapa kau menghinanya, sih, Yoong ? Aku ini fans’nya loh !” kata Taeyeon memprotes perkataan Yoona.

“Jadi, begini, lho............”

FLASHBACK

“Dasar ikan ! Cerewet banget sih lo ?? Pergi sana, udah jelek, cerewet, sok cakep lagi !” ejek Yoona sambil menjulurkan lidah ke arah Donghae. Donghae yang tidak suka diejek seperti itu juga balas mengejek Yoona.

“Dasar tua ! Lihat tuh, wajah lo dah kaya nenek-nenek ! Kagak bakalan dapet namjachingu lo !” balas Donghae. Yoona meremas ujung rok SMA’nya yang hanyadiatas lutut.

“Gue pasti bisa dapet namjachingu, kok ! Liat aja nanti ! Gue juga pasti bakalan jadi fashion designer yang terkenal !” Yoona berteriak sambil mengenggam kedua tangannya. Donghae yang berjarak sekitar 5 meter di depan Yoona mulai berjalan pelan ke arah Yoona. Suara desiran angin terdengar di koridor sekolah yang sudah sepi itu. Sinar matahari sore masuk melalui jendela di sepanjang koridor. Yoona tidak bisa menggerakkan kakinya. Ia seperti beku di tempat. Donghae yang sudah tepat berada di depannya segera mendekatkan wajahnya ke telinga Yoona.

“Kita buat perjanjian. Aku tidak butuh persetujuanmu. Kita berdua wajib terlibat. Saat dewasa nanti, jika kau berhasil menjadi designer terkenal dan mendapatkan namjachingu, aku akan menganggapmu menang dalam pertandingan ini. Jika kau belum bisa menepati kedua janjimu, kau harus mau menuruti satu permintaanku !” kata Donghae. Yoona menelan ludahnya karena gugup. Yoona baru sadar, kalau Donghae menggunkan kata ‘kamu’ dan ‘aku’ ? Apa maksudnya ini ??

“Permintaan apa yang lo mau ?” pikiran Yoona sudah melayang entah kemana, membayangkan yang tidak-tidak tentang permintaan Donghae.

“Aku baru akan mengatakannya jika kita sudah dewasa nanti ! Karena hari ini hari kelulusan kita, sekaligus hari terakhir kita bertemu, kutunggu janjimu, IM YOON AH !!” kata Donghae sambil menjiwit hidung Yoona dan berlari meninggalkannya di koridor SMA yang sepi itu. Kini mereka harus berpisah di hari terakhir mereka di SMA itu. Yoona tertegun melihat tingkah sahabat sekaligus musuhnya itu. Bisa disebut STM, mungkin ? (Sahabat Tapi Musuh)

END OF FLASHBACK

“Ooohh, jadi begitu,” ucap Seohyun, Taeyeon, dan SooYoung bebarengan.

“Soo ? Hyunnie ? Sejak kapan kalian mendengarkan ceritaku ?” tanya Yoona bingung.

“Sejak tadi lah ! Pelanggannya sudah kami layani, kok.” Kata Sooyoung tenang.

“Eonnie, ngomong-ngomong, kenapa sih Eonnie dan Donghae-ssi bisa bermusuhan ? Padahal sepertinya kalian berdua bersahabat ?” tanya Seohyun.

YoonA cukup kaget dengan perkataan sahabat sekaligus ‘adik’ baginya. Buktinya, ia mendelik mendengar ucapan Seohyun.

“Nde, Hyunnie. Aku dan Donghae memang sudah bersama sejak balita. Kami memang bersahabat. Masuk sekolahpun selalu kebetulan sekolah dan kelas yang sama. Entah siapa dan kenapa, kadang kalau ada masalah sepele kami selalu bertengkar. Tapi tidak ada yang mau memutuskan hubungan persahabatan kami. Hahaha, padahal kalau dipikir kan lucu juga,” kata Yoona sambil tertawa kecil. Ketiga sahabatnya hanya bisa ber-‘ooohhh’ ria.

“Lalu, kau belum menepati janjimu yang kedua, Yoong. Kau belum memiliki namjachingu,” ucap Sooyoung. Yoona segera memprotes.

“Aku kan sudah memiliki Kyuhyun Oppa !”

“Itu kan setahun yang lalu.” Protes Sooyoung.

“Masih ada Taecyeon Oppa, tuh.” Kata Yoona lagi.

“Itu 8 bulan yang lalu.” Ralat Sooyoung lagi.

“Tenang, masih ada....”

“Siwon ? Itu 2 bulan yang lalu. Sekarang tidak.” Ralat Sooyoung lagi. PLAK !! Pukulan telak. Yoona cegek.

“Eonnie, apa dia ini Kyuhyun yang sama dengan Kyuhyun pacarku ?” tanya SeoHyun khawatir.

“Molla, Hyunnie. Sepertinya sih tidak, nama Kyuhyun di dunia ini kan banyak,” kata Taeyeon santai. Seohyun mendesah lega.

“Ooh ! Jangan-jangan Donghae tadi kesini untuk menagihmu janji itu Yoong ! Bisa-bisa besok ia akan kesini lagi ! Lalu, begitu mengetahui kau belum memiliki namjachingu, kau akan jadi budaknya !” kata Sooyoung memanas-manasi.

“HAAA ?!? Andwae ! Lihat saja besok !” kata Yoona sambil duduk di kursinya kembali, melanjutkan sketsanya. Ketiga sahabatnya yang melihat Yoona ngambek segera memutuskan untuk melanjutkan melanjutkan pekerjaan mereka.

7 p.m @Im’s House.

Yoona duduk di teras sambil melihat layar laptop di pangkuannya. Ia sedang mengenakan celana kain warna oranye selutut dan kaos t-shirt panjang se siku warna kuning. Di lehernya tersemat syal hitam.

“Annyeong Yoong !” sapa Yuri, kakak Yoona yang baru saja pergi bersama namjachingunya, Choi Minho.



YOONA POV

Aku duduk di teras sambil mengamati skripsiku yang masih setengah selesai. Kudengar suara motor dari arah pagar rumah. Bisa kutebak, pasti Yuri dan namjachingunya, Choi Minho.

KREEEK... Suara pintu pagar rumah yang dibuka. Yuri dan MinHo masuk.

“Annyeong Yoong !” sapa Yuri sambil menggandeng tangan Minho. Tangan satunya membawa kresek putih yang besar yang entah isinya apa.

“Annyeong, Noona,” kata Minho. Aku membalasnya dengan senyuman. Minho memanggilku Noona karena usianya lebih muda 1 tahun dariku. Ya, dia juga lebih muda dari Yuri.

“Yul ! Minho ! Kalian dari mana ?” tanyaku.

“Kami baru saja dari Namsan Tower, Yoong !” kata Yuri dengan bangganya.

“Pacaran sore-sore ? Sambil jalan-jalan, ya ?” terkaku. Minho mengangguk.

“Kalian beli coklat, ya ?” terkaku lagi. Wajah Yuri langsung berubah.

“Darimana kau tau, Yoong ?”

“Indra penciumannya Noona kan hebat,” canda Minho. Aku, Yuri, dan Minho tertawa. Aku melirik lagi ke kresek di genggaman Yuri.

“Yulllll, mintaaaaakkk,” rayuku. Yuri menatapku dengan pandangan yang mengatakan ‘tidak-boleh!’. Aku langsung mengeluarkan jurus Aegyo’ku. Aku sudah tau Yuri tidak akan terlena dengan jurusku ini, tetapi apa salahnya dicoba.

Tebakanku benar. Yuri masih tetap dengan tatapannya itu. Aku mulai menyerah. Aduhhhh, padahal aku lagi ingin coklaat !

“Chagi, sudahlah, kita kasih aja ke Yoong Noona satu, kan masih ada yang satu lagi. Nanti kita paruhan, ya, makannya....” bujuk Minho. YES ! Aegyoku berhasil !

“Tapi Chagi....” Yuri merujuk lagi. Tapi senyuman tampan Minho akhirnya meelehkan hati Yuri.

“Ahh ~ baiklah. Nih, Yoong,” kata Yuri sambil melemparkan sebatang coklat ke arahku. Dengan sigap aku segera menangkapnya.

“Gomawo, Eonnie !!” kataku sambil menunujukan aegyeo (lagi).

“Sudahlah, ayo masuk, Chagi..” kata Yuri sambil menarik tangan Minho untuk masuk ke dalam rumah. Aku mengedipkan mataku ke Minho dan Minho membalasnya dengan membentuk ‘ok’ dengan ibu jari dan telunjuknya digabungkan.

9 p.m

“HUAAAAHH, akhirnya selesai juga buat hari ini... !! 60% complete... !!!!” teriakku gak jelas di teras. Skripsiku sudah hampir selesai !!!

Aku membuka bungkus coklat dan mengulumnya. Aku mematikan laptopku dan menentengnya masuk ke rumah. Saat melewati ruang tamu, aku melihat Yuri dan Minho bermesraan. Yuri menyandarkan kepalanya di pundak Minho dan Minho mengelus kepala Yuri. Dengan cepat aku segera menaiki tangga untuk masuk ke kamar dan meletakkan laptop. Karena aku tidak punya apa-apa untuk kukerjakan, lebih baik aku turun untuk bergabung dengan Minho dan Yuri.

“Kau menganggu saja,” kata Yuri yang menyadari kehadiranku di ruang tamu. Aku duduk di salah satu sofa. Minho dan Yuri tetap dalam posisi yang sama dengan tadi.

I Lost my mind, noerul cheoman nasseulte, no hannappego modeun goseun get in slow motion, nege marhejwo ige sarangiramyon.....

SMS dari Taeyeon.

Yoong, sudah dapat namjachingu belum ? Siapa tau Donghae-ssi datang lagi.... hihihihihi.... J

Aku memutar otakku. Aduh, aku belum dapat. Siapa yang mau jadi namjachinguku ? Sudah ada 3 orang yang menjadi mantanku. Katanya aku ini terlalu tomboy, sradak-sruduk, dan arogan, huh, bagaimana caranya aku bisa mendapat namjachingu yang tampan, baik, perhatian ?? Rasanya mission immposible.

“Aku ke kamar mandi dulu ya, Chagi...” kata Minho sambil beranjak dari tempat duduknya. Yuri mengangguk.

“Eonnie, kau masih ingat Donghae, kan ?” tanyaku pada Yuri saat Minho sedang pergi ke kamar mandi.

“Hm ? Ah, Hwae, ya. Tentu saja masih ingat. Dia dulu tetangga kita, kan ? Dan dia akhirnya pergi ke luar negeri untuk kuliah. Dia juga akhirnya kembali lagi dan pndah rumah semenjak menjadi artis, kan ?” kata Yuri Eonnie sambil menyeruput tehnya.

“Nde. Sebetulnya, tadi pagi dia datang ke butikku, Eon....” kataku jujur.

BRRUUUAAAH

Yuri meanyemburkan tehnya saking kagetnya.

“Mwo ? Lalu dia bilang apa ? Apa dia menemuimu ? Bagaimana dia sekarang ? lalu, dia ke butikmu mengendarai apa ? Dia...” aku dihujani beribu pertanyaan oleh Eonnieku yang cerewet ini. Untung saja aku sudah kebal dengan sikapnya yang satu ini. Bisa-bisanya Minho mau berpacaran dengan orang yang sanget cerewet seperti kakakku yang satu ini.

“Dia sepertinya ingin menagih janjiku, Eon... masih ingat, kan ? Yang waktu kelulusanku di SMA itu....” kataku bersemangat. Yuri Eonnie mengangguk-angguk.

“Ne. Gawat, Yoong. Kau belum menepati janjimu yang satunya. Kau belum memiliki namjachingu. Hhahaha~” kata Eonnieku dengan nada mengejek. Aku merengut kesal.

“Karena itu, aku mengatakannya padamu karena aku ingin mencari solusinya, Eonn ! Bagaimana kalau dia kembali lagi ke butikku besok ? Huwaaa.....” Yuri tampak terdiam. Memikirkan sesuatu.

“Ah, begini saja, Yoong. Besok universitasku dan Minho libur. Kau ajak saja dia ikut ke butik. Pura-puralah sebagai yeojachingunya. Antisipasi kalau-kalau Hwae itu datang lagi.” Kata Yuri Eonnie.

“Hm. Boleh juga tuh, Eonn.” Kataku. Sedetik kemudian, muncullah Minho dari kamar mandi. Kami bertiga mendiskusikan rencana ini. Dan Minho setuju.

Esoknya..... @Im’s House, 7 a.m

“Yoong, Minho sudah menunggu tuh didepan.” Kata Yuri yang baru saja keluar dari kamr mandi. Ia sedang menggunakan tanktop kuning, dengan celana pendek warna putih. Handuk tersampir di rambutnya yang basah.

“Mwo ? Aku ke butik hari ini diantar Minho ?” tanyaku bingung sambil memakan sarapanku.

“Ne, Yoong ! Bukankah hari ini kau akan menjadi yeojachingu bohongannya ?” kata Yuri sambil duduk di sebelahku.

“Ngomong-ngomong, kapan Appa dan Eomma akan pulang kerja dari luar negeri ?” tanyanya padaku.

“2 minggu lagi, Eonn.” Kataku sambil meneguk jus jerukku. Ya, kedua orangtuaku memang bekerja di luar negeri. Aku segera menggunakan mantel merahku dan menyampirkan tas selempang kulit ke pundakku. Aku berjalan ke pintu gerbang diikuti Yuri. Minho dengan manis sudah menunggu di sepeda motornya.

“Hati-hati ya ! Yoong, ingat, Minho itu hanya milikku ! Minho, tolong jaga Yoona sebentar, ya !” kata Yuri sambil mengecup pipi Minho. Minho menanggapinya dengan senyuman ‘charismatic’ nya.

“Ne, ne. Kau masuk saja sana !” usirku pada Eonnieku.

“Wae ??” tanya Yuri sambil cemberut.

“Karena aku tidak ingin yeojachinguku yang cantik ini dilirik oleh orang lain,” kata Minho dengan cepat menyerobot perkataanku. Pipi Yuri merona merah akibat gombalan Minho.

“Baiklah, kami pergi dulu, Eonn ! Jangan lupa bersih-bersih rumah ! Aku pulang pagi, soalnya aku nanti ambil kuliah malam !” kataku sambil duduk di belakang Minho. Ya, universitasku dan kakakku sama, hanya saja berbeda jurusan. Aku memilih jurusan Tata Busana. Dulu sebetulnya aku ikut jurusan yang sama dengan Yuri, yaitu jurusan Dance. Tetapi aku pindah. Selain mendesain baju, aku juga pintar dance, lhooo.... hohoho. Yuri dan Minholah yang di jurusan Dance. Kedua sahabatku yang lain, yaitu Kai dan Taemin, juga di jurusan Dance.

“Noona, udah nyampe, nih,” kata Minho sambil menggoyang-goyangkan pundakku. Aku tersadar dari lamunanku.

“Heh ? Oh ? Udah nyampe ? Kajja, kita masuk,” kataku sambil berjalan masuk ke butik. Minho mengikutiku dari belakang. Kulihat di dalam butik, Seohyun, Sooyoung, dan Taeyeon sedang bersiap-siap membuka butik.

“MWO !! KAU !!” pekik Minho dan Seohyun bebarengan, sambil menunjuk satu sama lain. Aku, Sooyoung, dan Taeyeon hanya bisa melongo melihat aksi merea berdua. *Lanjut ke Chap. Selanjutnya*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar